Suhatini, Leni and Dwi Prayitno, Gunawan (2018) HUBUNGAN PENGGUNAAN CLINICAL PATHWAY TERHADAP TINDAKAN LAPARASKOPI DAN LAPARATOMI PADA KASUS MIOMA UTERI DI RSPAD GATOT SOEBROTO BULAN JANUARI-JUNI 2017. Jurnal JKFT, 3 (1). pp. 49-59. ISSN 2502-0552
|
Text (HUBUNGAN PENGGUNAAN CLINICAL PATHWAY TERHADAP TINDAKAN LAPARASKOPI DAN LAPARATOMI PADA KASUS MIOMA UTERI DI RSPAD GATOT SOEBROTOBULAN JANUARI-JUNI 2017)
1017-2932-1-PB.pdf - Published Version Available under License Creative Commons Attribution Share Alike. Download (620kB) | Preview |
Abstract
Clinical pathway menyediakan standar pelayanan minimal dan memastikan bahwa pelayanan tersebut tidak terlupakan dan dilaksanakan tepat waktu.Mioma uteri menjadi salah satu pilihan kasus yang diteliti kesesuaian diagnosisnya dengan clinical pathway. Hal ini disebabkan karena kasus mioma uteri sering terjadi dan memerlukan high cost serta hight risk bagi pasien yang menderita kasus tersebut. Penyebab utama mioma uteri belum diketahui secara pasti sampai saat ini, tetapi penyelidikan telah dijalankan untuk memahami keterlibatan faktor hormonal, faktor genetik, growth factor, dan biologi molekular untuk tumor jinak ini. Metoda penelitian menggunakan Cross sectional. Tujuan penelitian ini untuk mengamati penggunaan clinical pathway terhadap tindakan laparaskopi dan laparatomi atas indikasi mioma uteri berdasarkan variabel lama operasi, jumlah perdarahan saat operasi, komplikasi, lama dirawat (Length Of Stay) dan transfusi pasca operasi.Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni2017.Populasi pada penelitian ini adalah seluruh wanita dengan diagnosa mioma uteri yang menjalani operasi baik laparatomi maupun laparoskopi di RSPAD Gatot Soebroto yaitu sebanyak 53 pasien. Hasil penelitian ini diperoleh 53 kasus mioma uteri, terdapat 21 pasien (39.6%) laparoskopi miomektomi, 6 pasien (11.3%) laparoskopi histerektomi, 14 pasien (26.4%) laparatomi miomektomi dan 12 pasien (22.6%) laparatomi histerektomi. Penggunaan clinical pathway terhadap kesesuaian diagnosa pre operasi dan pasca operasi 12 kasus (22.6%) tidak sesuai dan 41 kasus (77.4%) yang sesuai. Dari 5 variabel yang diambi (lama operasi, jumlah perdarahan, lenght of stay, komplikasi dan transfusi) hanya ada 1 variabel yang berhubungan dengan penggunaan clinical pathway terhadap tindakan laparatomi dan laparaskopi pada kasus mioma uteri yaitu jumlah perdarahan (p = 0.036).
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | laparaskopi, laparatomi, mioma uteri, clinical pathway |
Subjects: | R Medicine > RG Gynecology and obstetrics |
Divisions: | Faculty of Medicine, Health and Life Sciences > School of Medicine |
Depositing User: | Mrs. Admin Perpustakaan |
Date Deposited: | 29 Jul 2020 04:25 |
Last Modified: | 29 Jul 2020 04:25 |
URI: | http://repository.stikesrspadgs.ac.id/id/eprint/273 |
Actions (login required)
View Item |